Minggu, 10 Agustus 2008

REFLEKSI KEMERDEKAAN RI KE-63 DARI NEGERI TIRAI BAMBU

Arti sebuah kemerdekaan...
Refleksi Selebrasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-63


Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah yang telah mengabulkan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia melawan musuh-musuhnya yang lebih canggih dan modern.

Sungguh besar jasa-jasa para pejuang, para pahlawan terdahulu.
Mereka korbankan harta, tenaga, waktu, pikiran bahkan jiwa mereka
Untuk meraih cita-cita yang agung
Kemerdekaan negeri ini dari penjajahan yang menindas dan menyakitkan.
Mereka tidak ingin generasi setelah mereka tetap terjajah
Ditindas oleh bangsa asing
Walaupun untuk itu mereka harus menunda kebahagiaan hidup saat itu
Mereka haurs mengorbankan yang paling berharga pada diri manusia, yaitu KEHIDUPAN

Para pejuang hanya berpikir bagaimana bangsa ini nantinya..
Mereka berbaris dalam satu barisan, berkumpul di bawah panji yang satu panji perjuangan.
Mereka tinggalkan kampung halaman
Mereka tinggalkan sanak saudara
Bahkan istri dan anak-anak mereka
Untuk pergi yang tak jelas kapan kembali?
Bahkan tak jelas apakah mereka akan kembali?
Kalaupun kembali, apakah tetap sempurna badan dan jiwa mereka?

Itulah realitas kehidupan kita sekarang
Generasi pelanjut yang merasakan kebahagiaan
Di atas tetasan darah para pejuang
Di atas luka-luka para relawan
Di atas siksaan terali besi yang sangat kejam
Di atas hinaan, tindasan, dan pemaksaan para penjahat perang
Di atas deraian air mata keluarga yang ditinggalkan

Tetapi siapa yang memikirkan itu???
Semua ingin melakoni peran penjajah
Tidak ada yang ingin melakoni peran pahlawan
Generasi berikutnya menjadi penjajah bangsanya sendiri
Generasi yang muncul menindas bangsanya sendiri
Generasi baru merampas bangsanya sendiri
Generasi harapan menumpahkan darah bangsanya sendiri
Generasi yang lahir lebih jahat dari para penjajah dahulu

Mereka musang berbulu domba
Menindas perlahan-lahan namun pasti
Menyiksa sedikit-sedikit namun pasti
Perusakannya lebih berat
Penghancurannya lebih besar
Hawa nafsu perampokannya lebih menakutkan
Mungkin ada yang tampil sempurna di hadapan manusia
Ada yang laksana pengangkat nama bangsa
Ada yang dielu-elukan bangsanya sendiri
Ada yang disanjung-sanjung sebagai pahlawan bangsanya
Tetapi apa yang ada dalam hati dan pikirannya?

Mereka terus merampas
Mereka terus merampok
Mereka terus mengambil
Mereka terus menghabiskan
Mereka terus memeras
Mereka terus menindas
Mereka terus menyakiti
Mereka terus membangun luka-luka baru
Mereka terus menghamburkan
Mereka terus menyia-nyiakan
Mereka terus membuang
Mereka terus berfoya-foya
Mereka terus sewenang-wenang
Mereka terus mencari kepuasan tanpa henti
Walau semakin merapuhkan bangunan rumah bangsa ini

Hingga rumah ini reot, rapuh, keropos, lukanya membusuk, tenggelam dan akhirnya tak bisa ditinggali lagi

Tapi pencuri dan perampok itu sudah menyiapkan sampan
Untuk segera kabur melarikan diri
Setelah rumah bangsa ini tenggelam
Tak peduli anak bangsa yang lain
Masa bodoh ..
Mereka layak ditinggalkan dan dilupakan......

Anak bangsa ini merindukan....
Mana jiwa memerdekakan yang pernah ada di negeri ini
Mana jiwa kepahlawanan yang pernah membahagiakan seluruh anak bangsa
Mana jiwa besar menanggung derita saat ini untuk kebahagiaan bangsa di masa depan
Apakah roh-roh dan jiwa itu sudah hilang terangkat dari bumi pertiwi???

Naif rasanya
Bangsa bertarbur bintang, jatuh terhina
Bangsa yang besar menjadi hina dina
Bangsa dengan sejarah panjang menjadi kotor
............
To be continued........

11 Agustus 2008 (Nanning, China)

Tidak ada komentar: